Setyo prihanto
(satu nama yang kupilih diantara seribu
wajah di jagad raya),seorang lelaki yang mengajariku menggoreskan tinta
tentang cinta.
“Awalnya, semua
terasa hanya mimpi saja. Tapi, kita tak pernah tau kalau rasa itu tiba-tiba
sudah di depan mata. Dan tahu-tahu semua sudah berubah menjadi begitu nyata.”
Ini, pertama kalinya aku berani mengatakan apa yang sekian
lama kurahasiakan darimu. Hanya dua kata yang mampu menjelaskannya Aku
mencintaimu. Apakah itu cukup membuatmu mengerti? Pikirmu, aku pasti menganggap
itu terlalu sederhana sehingga mudah bagiku mengucapkannya, kan?
Sebenarnya, aku sendiri masih belum memahaminya. Aku
mencintaimu. Hanya itu. Aku tak punya kata lain. Ini semua terlalu rumit untuk
dijelaskan dengan kata, terlalu berbelit untuk dirasakan dengan logika.
Sialnya, ini nyata ! Kamu ada, dan aku cinta !
Memang sedikit terdengar absurd. Tapi itulah kita. Hanya
dengan sapa yang teretas dari makhluk yang bernama ‘handphone’ itu kau dan aku
tiba-tiba menjadi dekat. Perlahan tapi pasti, endapan ‘rasa’ itu telah
membentuk gugusan bintang warna-warni yang memamerkan binar-binar ceria. Lucu
yaa. . .(?)
Lalu, selalu saja kucari-cari jejakmu yang terhisap kangen
tadi malam. Membawa khayalku dalam rindu yang menggamit resah. Gundah menyelinap
di balik senyum sederhanamu yang menyeka setiap pagiku. Kenapa kehadiranmu yang
secepat embun itu menancapkan gelisah? Sampai-sampai, aku tak mampu melukiskan
virus apa sebenarnya yang telah menggerogoti perasaanku.
Ahh. . .!!
Ternyata rasa itu datang begitu saja tanpa rencana.
Tahu-tahu, hadirmu yang sekejap menguras anganku tunduk dalam syahdunya
kata-kata yang memuja keindahan. Tentangmu, bukan siapa-siapa, ternyata !
Tak ingin kulari, tak ingin kuingkar. Sama saja kukhianati
diri bila itu kulakukan. Mengapa?
Emmm. . .aku tak perlu bertanya. Semestinya,
biarkan saja semuanya mengalir seperti air dan berhembus seperti angin. Air
yang selalu mengalir menuju muaranya, angin yang setia menggelitik dedaunan
dengan senandung ninabobo.
Itulah kita ! Menggurat cerita begitu saja. Tak peduli hari
telah mengetuk dibibir pagi. Tak peduli jemari kita belum saling menggenggam
hingga detik ini. Yang aku tahu, cerita itu ada. Cerita kita berdua. Kau dan
aku, Sayang.
Dan biarkan ini menjadi cinta. Jika ini adalah segenap
rasamu dan rasaku yang berbicara. Biarkan ini menjadi nyata. Jika ini hatimu
dan hatiku yang jadi jembatannya. Biarkanlah ini menjadi bahagia, jika ini
jalannya. Biakan juga bahagia itu sendiri yang mencatut segala warasku menjadi
ada. Yang pasti, bahagiaku nyata, bukan mengada-ada.
Aku ingin engkau tahu. Jelaga matamu telah membawaku pada
keindahan yang bertubi-tubi. Menyudutkanku di batas damba yang merangsuk maju
tanpa henti. Jika ini realitas, aku tak mau ini berhentu dan berhenti menjadi
basi.
Jika kata ‘iya’ adalah jawaban yang ingin kau simpan untuk
cerita indahmu, hari ini, esok, atau nanti. Seperti harapanku yang ingin
tenggelam dalam magismu di senja yang mulai mengatup. Merebahkan emosi dalam
tatap mata ceria yang terpendar dari dua bola matamu. Begitu dahaga ingin
kuletupkan sejuta puisi keindahan untuk setiap inchi kenangan yang telah
tercipta detik itu. Merengkuhmu ditimang matahari yang mulai menguning, dan
luluh dalam dahaga rindu yang meletup bisu.
Hidup semestinya menjadi sebuah kejutan yang menyenangkan.
Seperti halnya cinta. Tiba-tiba datang dan pergi tanpa permisi, lalu datang
lagi dan pergi lagi. Tapi sungguh, aku tak ingin kau pergi dari kehidupanku.
Yang pasti, aku sangat amat bahagia untuk bisa memiliki
dirimu :)
Hey ! I found this random text yang penuh dengan luapan cinta sekaligus ke-alay-an akut yang mencoba menjelma untuk menjadi pujangga ! File jatuh cinta ini gue temuin di flasdisk, dan ditulis tanggal 27 November 2012 :D hahahaa
As always.
Nggak peduli itu kemarin, sekarang, maupun esok. Aku tetap mencintaimu dengan mutlak :*
Setyo Prihanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar