Jumat, 30 Desember 2011

liburan?

Liburan? Errrr I dont know what should I say. Random !

Dikatain liburan sih bener ya, karena menurut kalender pendidikan dari tanggal entah gue lupa nyampe tanggal 1Januari besok gue nggak diwajibin berangkat sekolah untuk menuntut ilmu dan menuntaskan hasrat haus pendidikan gue #ecileh gaya

Tapi, dikatain bukan hari libur juga nggak pas. Heleeee pasalnya selama 2 minggu ini gue belum merasakan atmosfer-atmosfer cinta. Eh salah, liburan maksud gue. Gue belon ngrasa relax, nyatai, seneng, kaya yang orang-orang rasain kalo liburan.

Jadi, ceritanya diliburan gue kali ini gue bingung sebenernya. Mau maen, nggak ada temen. Mau kerja nggak ada lowongan kerja yang bakal nerima gue. *iyalah ! siapa juga manusia bego yang mau nerima anak yang belon genep 15 taun? cacat ! alhasil selama seminggu pertama gue habiskan untuk menimbun lemak-lemak yang ada di tubuh gue *iya gue tambah gemuk. bodi gue tambah aduhai, tambah montok plus lemak yang bertenggeran di sekitar perut gue. Karena gue begah dengan kondisi gue yang makan, tidur, makan tidur tanpa mandi ini. Gue putuskan buat ikut bokap kerja. Yap ! Sebenernya bukan kerja yang sesungguhnya sih. Gue kayanya lebih cenderung ke gangguin bokap gue kerja. Pasalnya gue nggak tau sama sekali apa perbedaan antara besi, cor, atau apaan lah itu sesuatu yang berhubungan dengan logam rosok. Besi yang seharusnya gue jual 4.500 perak, malah gue kasih cor yang harganya jauh dibanding besi. Otomatis? Bokap gue rugi ! DAMN !

Belon lagi masalah taon baru. Nahhhhh ini nih biang kerok yang bikin liburan gue makin berasa menyedihkan. Jujur selama ini, selama 15 taun ini, selama gue hidup. Gue belum pernah yang namanya ngrasain taun baru sama temen. Dulu pas gue kecil baru jam 9 malem aja gue udah tarik selimut. Pas SMP taun baru cuman gue habiskan dengan nonton tipi nyampe jam 1. Dan sekarang gue udah SMA men. Udah ABG ! Bukan ! Gue nggak bakal nganggep diri gue dewasa. Gue cuman belum siap mental buat dicap sebagai wanita dewasa.

Dan ini dia pertanyaan yang bikin pala gue muter-muter.
Mau dibawa kemana masa ABG gue di taun baru ini? Omigot ! Andai gue cantik ! Andai gue bohai ! Andai andai andai ! Ahhhh pasti taon baru nanti gue nggak bakal segalau ini.

Gue tau gue emang lagi nggak nyambung.

Jumat, 09 Desember 2011

. . . . . . .

. . . . . . .

Kubuka mata yang lelah saat semuanya sedang bersibuk dengan tugas dan remidi yang harus mereka lakukan.

Aku lelah, pikirku. Aku menyerah menghadapi jutaan remidi dan tugas yang mengantre untuk kulayani. Menambah beban pikiran yang sepertinya telah mencapai batas klimaks, obesitas. Terlalu berat untuk kuselesaikan hari ini. Dalam waktu kurang dari 8 jam.

Mungkin aku memang wanita yang mudah menyerah. Terlalu pesimis untuk menghadapi tantangan. Dalam pelajaran, sekolah, dan seluruh teori formal dunia ini aku memang payah. Pecundang. Dan tak mampu diharapkan lagi.

Kembali ke dunia nyata, aku mengusap mata dengan segenap kekuatan yang terkumpul. Dengan malasnya kuangkat kepala dan sesekali menguap. Kuedarkan pandangku ke selosok kelas. Mengintip kegiatan anak-anak yang bergelut mencari tugas remidi test. Di tengah penjelajahan mataku pada pemandangan kelas, aku melihat sosok seorang . . . malaikat? Entahlah.


Di pojok kelas, tempat biasa guru bertengger, menempelkan pantat panasnya untuk memarahi dan menghajar siswa dengan materi yang tiada habisnya. Dengan mata besarnya yang terbingkai kacamata kotak berframe simple. Berambuk cepak hitam yang dipotong sedemikian rupa untuk menyesuaikan bentuk wajahnya yang sangat indah. Mulutnya sedikit terbuka, menandakan bahwa ia sangat serius dengan apa yang sedang ia kerjakan. Pandangan matanya menyorotkan keseriusan pada layar laptop dan jari-jari tangannya sangat indah memainkan joystik. Entah kenapa, aku jadi tertarik untuk terus melihatnya. Terhanyut oleh pemandangan yang begitu lugu dan membuatku terkekeh dalam hati.

Atmosfer dalam ruang itu seketika berubah ketika dia menyadari kehadiranku yang menatapnya lekat. Dengan ekor matanya yang tejam namun melemahkan itu, dia melirikku.Mengarahkan kepalanya menghadapku, dan tersenyum. Senyum yang diarahkannya padaku. Senyummu masih sama, senyum yang dapat mematikan sejenak kinerja otakku. Membuat segenap syaraf tubuhku mengendur dan tak berfungsi untuk sementara waktu. Membuatku seakan menjadi penderita stroke.

Tak mampu aku mengangkat tubuh untuk beranjak dari tempatku berada. Hingga sampai pada saat dimana dia menghampiriku sambil berkata :

"Kalo ngliatin jangan kelamaan, ntar naksir loh !"

Hei kamu ! Apakah kamu tau? Hatiku telah berteriak-teriak dengan sangat kencang, mengatakan "Ya ! " Sebegitu kencangnya hingga mulutku tak dapat menangkap respon tersebut.
. . . . . . .

Random yah? Iya gue juga ngarti (‾~‾“) *sial*

Sedikit melankolis boleh kali ya?

aku mencintaimu seperti ini
semudah ini, dan sesederhana ini.

mereka mengartikan cinta sebagai symponi yang rumit dan tak terpecahkan
membelit setiap nafas hingga mereka benar-benar mati olehnya . . .

tapi bagiku tidak !
cinta adalah kamu
dan aku . . .

Kini kau mengerti apa arti cintaku padamu?

cintaku bukanlah cinta yang tulus
yang mau menerima apa adanya tanpa menuntut.

aku menginginkan balasan,
sikap yang kau berikan pada cintamu yang menunda . . .
karna, tanpa pembalasan
kurasa itu bukanlah cinta
adalah penghambaan