Selasa, 21 Agustus 2012

I just wanna see you now

Hey ! Bagaimana kabarmu? Baik bukan? Emmmm hanya ingin memastikan keadaanmu saja. Kamu tidak lupa makan, kan? Aku takut kamu sakit tifus lagi. Bukan apa, hanya sekedar khawatir. Boleh?

Ini masih 40 jam sejak peristiwa menyebalkan kemarin. Peristiwa yang menyebabkan segalanya berubah. Segalanya berakhir. Maafkan aku, karena jujur. Aku masih tidak bisa merelakanmu. Maafkan aku, aku tidak mempermainkanmu. Aku sama sekali tidak berniat untuk itu. Ini semua murni emosi sesaat. Apakah kamu juga pernah merasakannya? Emosi sesaat?

Maaf bila aku masih selalu mengingatmu. Maafkan aku juga bila keegoisanku terlalu menyakitimu. Ini akan aku jadikan pelajaran. Tidak akan ada hal yang sama untuk yang ke dua kalinya. Aku janji aku berubah. Kamu tau janjiku, bukan?

Hari ini, entah mengapa kegilaanku timbul. Aku berencana akan menemuimu. Haha ! Sekali lagi aku telah membuktikan betapa sakit jiwa dan egoisnya aku. Menemuiku? Setelah apa yang kau lakukan kemarin? Huh ! Enak saja.  Logikaku berpikir kau akan mengatakan itu padaku. Tidak mau berlama-lama, kuputuskan untuk mengawali ketidak beresan ini dengan melewati jalan belakang. Jalan Sidomuncul. Jalan yang sering kita lewati. Mengemudi dan memikirkanmu. 2 hal yang sama-sama membutuhkan tenaga ekstra :)

Sampai di perempatan yang berjarak 15 meter dari rumahmu, entah mengapa sifat kepengecutanku kambuh. Aku menge-gas motorku melewatinya. Entah apa yang ada di pikiranku. Labil. Entah !

Melewati jalan lingkar Ambarawa. Jalan yang masih baru, masih mulus. Harusnya kita juga seperti itu, ya? Kita pasangan baru, seharusnya hubungan kita juga baik-baik saja. Maafkan aku. Melihat kondisi jalan yang sepi, aku memutuskan untuk menepi di tengah jembatan. Memuaskan mata dengan pemandangan 'karpet mushola' , menghirup udara sejuk kesukaanku dalam-dalam, lalu mengingatmu lagi. Lagi, lagi, dan lagi. Teriknya matahari memaksaku untuk segera beranjak dari sana. Jadi ku gerakkan saja diriku menuju warung mie ayam sederhana di pinggir jalan di daerah Banyubiru. Tersenyum mengingat betapa rakusnya kamu dulu saat aku mencoba menggodamu untuk membatalkan puasa. Awalnya kamu enggan, tapi lama-kelamaan kamu memesan seporsi mie ayam bakso di tambah segelas es teh manis, dan tak lupa 6 potong tahu isi. Tahu isi, kesukaanmu :) aku ingat itu. Ahhh mengapa kau selalu ada di sini? Di dalam otakku?

Lelah, aku lelah untuk selalu membayangkanmu. Aku ingin kamu nyata. Di hadapanku. Sedang tersenyum jahil di sini. Aku ingin kamu. Kamu milikku. Hanya aku.

Melamun, tak kusadari aku sudah membawa diriku kembali di perempatan rumahmu. Alih-alih membelokkan stir, aku malah menghentikan mesin motorku. Dan menguntitmu dari kejauhan. Berharap bisa melihatmu memakai bokser merah dan kaus timnas berwarna senada, seperti pertama kali aku ke rumahmu. Melihat betapa kacaunya rambutmu karena terus-terusan kau acak-acak. Lamaaaa sekali. Beberapa orang sempat melihatku dengan tatapan nanar. Tapi aku abaikan itu semua. Toh mereka tidak tau apa-apa. Mereka tidak tau apa yang sedang kurasakan. Jadi, tau apa mereka tentang ku?

Hingga aku merasa lelah sendiri bertahan dalam posisi seperti ini berjam-jam. Aku pulang. Tanpa membawa apapun. Hanya satu hal yang aku tau, warungmu sudah buka kembali, kan? Aku sempat melihat ibumu :) dia cantik. Seperti biasanya.

Rindu ku untukmu.
Rita

Tidak ada komentar: